Kamis, 10 Juli 2014

Sekretaris Jenderal PBB : Gaza di Ujung Pisau


Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan, situasi di Jalur Gaza saat ini ibarat berada di ujung pisau. Dia pun mengatakan, Timur Tengah sekarang sedang menghadapi tantangan paling serius dalam beberapa hari terakhir, menyusul operasi militer Israel ke Jalur Gaza ini.

Dalam sambutan yang blak-blakan, Rabu (9/7/2014), Ban menyatakan, dia telah berbicara dengan para pemimpin dunia terkait persoalan ini. Para pemimpin yang sudah dia ajak bicara antara lain Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmud Abbas, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.

Pernyataan keras Ban ini datang setelah pesawat tempur Israel membombardir Gaza, menewaskan puluhan orang termasuk warga sipil, menjadi konfrontasi paling besar antara Israel dan kelompok Hamas di Palestina sejak 2012.

"Saya khawatir dengan gelombang baru kekerasan yang melanda Gaza, kawasan selatan Israel, dan Tepi Barat, termasuk Jerusalem Timur. Ini merupakan salah satu ujian yang paling penting yang dihadapi wilayah ini dalam beberapa tahun terakhir," ungkap Ban.

"Gaza berada di ujung pisau. Situasi memburuk bak spiral yang berpusar ke bawah yang bisa dengan cepat berada di luar kendali siapa pun," lanjut Ban. "Risiko kekerasan sekarang akan berkembang lebih jauh adalah nyata. (Padahal), Gaza dan wilayah (Timur Tengah) secara keseluruhan tak akan mampu menanggung letusan perang lagi."

Meski demikian, Ban juga mengutuk aksi militan Hamas yang melontarkan roket ke wilayah Israel. Dia mengatakan, aksi tersebut juga tak bisa diterima dan harus dihentikan. Ban mengaku sudah pula mendesak Netanyahu untuk semaksimal mungkin menahan diri dan menghormati kewajiban internasional untuk melindungi warga sipil.

Hingga Kamis (10/7/2014) pagi, serangan udara Israel ke wilayah Gaza telah menewaskan tak kurang dari 64 orang. Para korban tak semuanya militan Hamas yang diklaim Israel sebagai sasaran spesifik mereka dalam Operation Protective Edge ini. Di antara korban tewas yang sudah berjatuhan, tercatat ada 10 perempuan dan 18 anak-anak, dengan ratusan warga lain terluka.

Sources : kompas.com

Israel Lanjutkan Serangan Udara ke Gaza

Saling serang antara militer Israel dan militan Palestina berlanjut. Sedikitnya 11 warga Palestina tewas dalam serangan udara terbaru ke Gaza, lebih dari 150 luka-luka.


Israel melanjutkan serangan udara ke berbagai sasaran di Jalur Gaza. Militer Israel menerangkan, angkatan udara dan angkatan laut sudah menyerang 435 sasaran di Palestina sejak dimulainya operasi militer. Kelompok militan Palestina menembakkan sekitar 225 roket, 40 roket berhasil dihancurkan sistem penangkal udara Israel sebelum mencapai sasarannya.

Salah satu serangan roket Israel dilakukan tengah malam menghancurkan sebuah rumah di Beit Hanun. Komandan Jihad Islam, Hafez Hammad, tewas dalam serangan itu, termasuk lima anggota keluarganya.

Sebelumnya, kelompok militan Palestina menembakkan puluhan roket ke Tel Aviv dan Yerusalem. Sirene
peringatan bahaya berbunyi beberapa kali dan orang-orang mencari perlindungan di ruangan khusus.
Pihak Palestina menyatakan, 11 warganya tewas dalam serangan roket hari Rabu (09/07). Jumlah korban tewas sejak eskalasi konflik antara Israel-Palestina meningkat menjadi 32 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak.

Militer Israel menerangkan, tembakan roket dari Palestina mencapai kota pantai Chadera di utara Tel Aviv, yang terletak sekitar 117 kilometer dari Gaza. Ini adalah serangan roket dengan daya jangkau terjauh yang pernah dilakukan dari Palestina.

Beberapa roket dari Palestina berhasil dihancurkan di udara oleh sistem pertahanan Iron Dome (Kubah Besi). Sampai saat ini, tidak ada korban tewas di Israel.
Obama serukan kedua pihak tahan diri

Presiden AS Barack Obama menyerukan kepada kedua pihak yang bertikai agar menahan diri. Kedua pihak harus menggunakan akal sehat dan memutus lingkaran pembalasan dendam. "Kedua pihak harus mau mengambil resiko demi perdamaian", kata Obama dalam sebuah tulisan yang diterbitkan di koran Jerman "Die Zeit".

Selanjutnya Obama menulis, Amerika tetap mendukung solusi dua negara untuk mengupayakan perdamaian permanen di Timur Tengah. Ia sekali lagi menegaskan dukungan Amerika terhadap situasi keamanan di Israel.

Obama menjadikan solusi konflik Timur Tengah sebagai salah satu prioritas utama pada masa kepresidenannya yang pertama. Namun semua upaya melancarkan kembali perundingan perdamaian sampai saat ini gagal.

Mantan duta besar Israel di Jerman Avi Primor mengatakan kepada harian "Jerman Frankfurter Rundschau", Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan dinas rahasia Israel sebenarnya tidak setuju melakukan serangan darat ke Gaza, karena hal itu "tidak akan menyelesaikan persoalan."

Tapi kalangan garis keras di Israel seperti Menteri Luar Negeri Avigdor Liebermann dan Menteri Ekonomi Naftali Bennett melakukan "tekanan keras" dalam koalisi pemerintahan. "Mereka adalah kubu fanatik yang tidak mau solusi politik. Kelompok moderat sudah tersingkir keluar", kata Primor.
hp/ab (dpa, afp, rtr)

Sources : www.dw.de